Cari Blog Ini

Sabtu, 06 Agustus 2011

kultur jaringan



Teknik kultur jaringan

Teknik kultur jaringan – Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
2) Inisiasi
3) Sterilisasi
4) Multiplikasi
5) Pengakaran
6) Aklimatisasi

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat c

KEUNTUNGAN PEMANFAATAN

KULTUR JARINGAN

š Pengadaan bibit tidak tergantung musim

š Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak

dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari

satu mata tunas yang sudah respon dalam 1

tahun dapat dihasilkan minimal 10.000

planlet/bibit)

š Bibit yang dihasilkan seragam

š Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (meng

gunakan organ tertentu)

š Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah

dan mudah

š Dalam proses pembibitan bebas dari gang

guan hama, penyakit, dan deraan lingkungan

lainnya

KULTUR jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh
menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas).
Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan
tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama
atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim
diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek.

Bagian 2

Persyaratan Lokasi
Laboratorium kultur jaringan hendaknya jauh dari sumber polusi, dekat dengan sumber tenaga listrik dan air. Untuk menghemat tenaga listrik, ada baiknya bila laboratorium kultur jaringan ditempatkan di daerah tinggi, agar suhu ruangan tetap rendah.

Kapasitas Labotarium
Ukuran laboratorium tergantung pada jumlah bibit yang akan diproduksi. Untuk ukuran laboratorium sekitar 250 m2, bibit yang dapat diproduksi tiap tahun sekitar 400–500.000 planlet/bibit, yang dapat memenuhi pertanaman seluas 500–800 ha.
Dalam suatu laboratorium minimal terdapat 5 ruangan terpisah, yaitu gudang (ruang) untuk penyimpanan bahan, ruang pembuatan media, ruang tanam, ruang inkubasi (untuk pertunasan dan pembentukan planlet/bibit tanaman) dan rumah kaca.

Peralatan dan Bahan Kimia
Untuk memproduksi bibit melalui kultur jaringan peralatan minimal yang perlu disediakan adalah: laminar air flow, pinset, pisau, rak kultur, AC, hot plate + stirrer, pH meter, oven, dan kulkas serta bahan kimia (garam makro + mikro, vitamin, zat pengatur tumbuh, asam amino, alkohol, clorox).

Proses Produksi
Proses perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan terdiri atas seleksi pohon induk (sumber eksplan), sterilisasi eksplan, inisiasi tunas, multiplikasi, perakaran, dan aklimatisasi seperti terlihat pada diagram.
Sumber eksplan. Eksplan berupa mata tunas, diambil dari pohon induk yang fisiknya sehat. Tunas tersebut selanjutnya disterilkan dengan alkohol 70%, HgCl2 0,2%, dan Clorox 30%.
Inisiasi tunas. Eksplan yang telah disterilkan di-kulturkan dalam media kultur (MS + BAP). Setelah terbentuk tunas, tunas tersebut disubkultur dalam media multiplikasi (MS + BAP) dan beberapa komponen organik lainnya.
Multiplikasi. Multiplikasi dilakukan secara berulang sampai diperoleh jumlah tanaman yang dikehendaki, sesuai dengan kapasitas laborato-rium. Setiap siklus multiplikasi berlangsung selama 2–3 bulan. Untuk biakan (tunas) yang telah responsif stater cultur, dalam periode tersebut dari 1 tunas dapat dihasilkan 10-20 tunas baru. Setelah tunas mencapai jumlah yang diinginkan, biakan dipindahkan (dikulturkan) pada media perakaran.
Perakaran. Untuk perakaran digunakan media MS + NAA. Proses perakaran pada umumnya berlangsung selama 1 bulan. Planlet (tunas yang telah berakar) diaklimatisasikan sampai bibit cukup kuat untuk ditanam di lapang.
Aklimatisasi. Dapat dilakukan di rumah kaca, rumah kasa atau pesemaian, yang kondisinya (terutama kelembaban) dapat dikendalikan. Planlet dapat ditanam dalam dua cara. Pertama, planlet ditanam dalam polibag diameter 10 cm yang berisi media (tanah + pupuk kandang) yang telah disterilkan. Planlet (dalam polibag) dipelihara di rumah kaca atau rumah kasa. Kedua, bibit ditaruh di atas bedengan yang dinaungi dengan plastik. Lebar pesemaian 1-1,2 m, panjangnya tergantung keadaan tempat. Dua sampai tiga minggu sebelum tanam, bedengan dipupuk dengan pupuk kandang (4 kg/m2) dan disterilkan dengan formalin 4%. Planlet ditanam dengan jarak 20 cm x 20 cm. Aklimatisasi berlangsung selama 2-3 bulan. Aklimatisasi cara pertama dapat dilakukan bila lokasi pertanaman letaknya jauh dari pesemaian dan cara kedua dilakukan bila pesemaian berada di sekitar areal pertanaman.

Keuntungan Pemanfaatan Kultur Jaringan
• Pengadaan bibit tidak tergantung musim
• Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
• Bibit yang dihasilkan seragam
• Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
• Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
• Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya

Bagian 3

Perkembangan kultur jaringan di Indonesia terasa sangat lambat, bahkan hampir dikatakan jalan di tempat jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, tidaklah heran jika impor bibit anggrek dalam bentuk ‘flask’ sempat membanjiri nursery-nursery anggrek di negara kita. Selain kesenjangan teknologi di lini akademisi, lembaga penelitian, publik dan pecinta anggrek, salah satu penyebab teknologi ini menjadi sangat lambat perkembangannya adalah karena adanya persepsi bahwa diperlukan investasi yang ’sangat mahal’ untuk membangun sebuah lab kultur jaringan, dan hanya cocok atau ‘feasible’ untuk perusahaan.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, salah satunya adalah anggrek, diperkirakan sekitar 5000 jenis anggrek spesies tersebar di hutan wilayah Indonesia. Potensi ini sangat berharga bagi pengembang dan pecinta anggrek di Indonesia, khususnya potensi genetis untuk menghasilkan anggrek silangan yang memiliki nilai komersial tinggi. Potensi tersebut akan menjadi tidak berarti manakala penebangan hutan dan eksploitasi besar-besaran terjadi hutan kita, belum lagi pencurian terang-terangan ataupun “terselubung” dengan dalih kerjasama dan sumbangan penelitian baik oleh masyarakat kita maupun orang asing.

Sementara itu hanya sebagian kecil pihak yang mampu melakukan pengembangan dan pemanfaatan anggrek spesies, khususnya yang berkaitan dengan teknologi kultur jaringan. Tidak dipungkiri bahwa metode terbaik hingga saat ini dalam pelestarian dan perbanyakan anggrek adalah dengan kultur jaringan, karena melalui kuljar banyak hal yang bisa dilakukan dibandingkan dengan metode konvensional.

Secara prinsip, lab kultur jaringan dapat disederhanakan dengan melakukan modifikasi peralatan dan bahan yang digunakan, sehingga sangat dimungkinkan kultur jaringan seperti ‘home industri’. Hal ini dapat dilihat pada kelompok petani ‘pengkultur biji anggrek’ di Malang yang telah sedemikian banyak.

Beberapa gambaran dan potensi yang bisa dimunculkan dalam kultur jaringan diantaranya adalah :

* Kultur meristem, dapat menghasilkan anggrek yang bebas virus,sehingga sangat tepat digunakan pada tanaman anggrek spesies langka yang telah terinfeksi oleh hama penyakit, termasuk virus.
* Kultur anther, bisa menghasilkan anggrek dengan genetik haploid (1n), sehingga bentuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan anggrek diploid (2n). Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk menghasilkan tanaman anggrek mini, selain itu dengan kultur anther berpeluang memunculkan sifat resesif unggul yang pada kondisi normal tidak akan muncul karena tertutup oleh yang dominan
* Dengan tekhnik poliploid dimungkinkan untuk mendapatkan tanaman anggrek ‘giant’ atau besar. Tekhnik ini salah satunya dengan memberikan induksi bahan kimia yang bersifat menghambat (cholchicine)
* Kloning, tekhnik ini memungkinkan untuk dihasilkan anggrek dengan jumlah banyak dan seragam, khususnya untuk jenis anggrek bunga potong. Sebagian penganggrek telah mampu melakukan tekhnik ini.
* Mutasi, secara alami mutasi sangat sulit terjadi. Beberapa literatur peluangnya 1 : 100 000 000. Dengan memberikan induksi tertentu melalui kultur jaringan hal tersebut lebih mudah untuk diatur. Tanaman yang mengalami mutasi permanen biasanya memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi
* Bank plasma, dengan meminimalkan pertumbuhan secara ‘in-vitro’ kita bisa mengoleksi tanaman anggrek langka tanpa harus memiliki lahan yang luas dan perawatan intensif. Baik untuk spesies langka Indonesia maupun dari luar negeri untuk menjaga keaslian genetis yang sangat penting dalam proses pemuliaan anggrek.

Selasa, 12 Juli 2011

KHASIAT YOGHURT

Istilah “yoghurt” berasal dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt didefinisikan sebagai bahan makanan yang berasal dari susu dengan bentuk menyerupai bubur atau es krim, yang rasanya asam. Dari dulu hingga sekarang penggemar berat yoghurt adalah masyarakat masyarakat Eropa dan Amerika, terutama Belanda, Perancis dan Swiss.
Walaupun tidak sepopuler di negara Barat, di Indonesia saat ini yoghurt sudah mulai populer. Produk ini dengan mudah dapat dijumpai di berbagai pasar swalayan dalam berbagai kemasan, warna dan citarasa yang khas.

Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi menggunakan campuran bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Adanya asam laktat inilah yang menyebabkan yoghurt berasa asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh yang telah lanjut usia atau yang alergi terhadap susu.

Beberapa manfaat Yoghurt menurut para ahli :

1. Yoghurt dapat menghasilkan zat-zat gizi yang diperlukan oleh hati sehingga berguna untuk mencegah penyakit kanker.

2. Selain itu juga yoghurt diyakini baik untuk memperpanjang umur.

3. Mikroba pada yoghurt bermanfaat untuk membantu proses pencernaan di dalam tubuh, sehingga yoghurt baik sekali di konsumsi bagi mereka yang memiliki masalah perut tidak ‘beres’.

4. Yoghurt memiliki gizi yang lebih tinggi dibanding susu segar. Kandungan lemaknya pun juga lebih rendah, sehingga cocok bagi mereka yang sedang menjalankan diet rendah kalori.

5. Yoghurt juga dapat membantu proses penyembuhan lambung dan usus yang luka.

6. Meminum yoghurt secara teratur dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Selasa, 21 Juni 2011

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

LAPORAN TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

 Praktikum Ini Dilaksanakan Pada:
- Hari/Tanggal : Kamis, 09 Desember 2010
- Tempat : Laboratorium Biologi
- Waktu : 13.00-15.30 WIB

 PENDAHULUAN:
Untuk menaikan air dari permukaan tanah ke pucuk pohon diperlukan tekanan di dasarnya sebesar 10,9 atm (1,11 MPa), ditambah dengan tambahan untuk melawan tahanan dalam jalur air, dan untuk memelihara aliran. Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan, tapi ini terjadi hanya jika tanah cukup lembab, dan bila kelembaban udara tinggi; artinya, ketika transpirasi sedang sangat rendah. Tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan (hidatoda) pada ujung atau tepi daun rerumputan.
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan oleh atau melalui seluruh bagian tubuh. Ada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air, dan unsure hara. Mekanisme proses penyerapan dapat berlangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis, dan transfor aktif.

 TUJUAN:
Membuktikan pengangkutan air dan mineral yang terlarut dalam air pada tumbuhan.

 ALAT DAN BAHAN:
1. Mikroskop cahaya
2. Gelas objek
3. Gelas penutup
4. Silet atau cutter
5. Batang pengaduk
6. Erlenmeyer
7. Zat pewarna
8. Tumbuhan pacar air (Impatien sp)

 CARA KERJA:
1. Sediakan larutan zat warna pada batang erlenmeyer
2. Potong batang Impatien sp meruncing bagian bawahnya
3. Masukkan kedalam larutan zat warna
4. Biarkan selama 2,5 jam, amati apa yang terjadi pada bagian batang, cabang, dan tulang daun tumbuhan tersebut
5. Sayatlah secara melintang bagian batang, cabang, dan tulang daun tersebut, amati dibawah mikroskop dan gambarkan

 HASIL PENGAMATAN:
Pengamatan Setelah Dibiarkan Selama 2,5 Jam
No Perubahan Yang Terjadi
Batang Cabang Tulang Daun
1. Dari luat terlihat adanya cairan zat warna pada batang dan air menyerap kedalam batang Dari luar terlihat adanya cairan zat warna pada cabang dan air bergerak ke arah cabang melalui simplas Dari luar tidak terlalu terlihat zat warna pada daun, tidak seperti pada batang dan cabang

Pengamatan Pada Mikroskop (Gambar)




Batang Cabang Tulang daun

 PEMBAHASAN:
Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi:
1. Pengangkutan vaskuler (intravaskuler): pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
2. Pengankutan ekstravaskuler: pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut.Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun dan akan dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui floem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi. Floem tersusun oleh empat komponen, yaitu: buluh tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut-serabut.

Air masuk ke dalam tumbuhan melalui akar. Xylem di tengah akar bersambung dengan xylem pada batang; dan berhubungan erat pula dengan floem. Sel diantara xylem dan floem membentuk cambium pembuluh yang membuat xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar. (Frank & Cleon, 1995). Dibuktikan pada gambar (a) bahwa garis orange tersebut adalah bgian xylem yang menyerap air yang telah diberi pewarna berwarna orange.
 DAFTAR PUSTAKA:
- http://tedbio.multiply.com/journal/item/20/11/2009
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB
- H, Martin. 1983. Mekanisme Kohesi Air. Harvard Forest: Massachusetts.


















PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan simplas dan apoplas?
2. Factor-faktor apakah yang menyebabkan air dapat diangkut oleh tumbuhan!
3. Sebutkan beberapa prinsip penyerapan zat terlarut!
4. Jelaskan fungsi dari xylem!
5. Jelaskan mekanisme pengangkutan air dan garam mineral oleh akar sampai ke daun?
Jawaban:
1. Simplas dan apoplas adalah dua mekanisme pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh.
2. Adanya xylem, adanya tekanan akar, adanya proses imbibisi, difusi, osmosis, dan transpor aktif.
3. - Air masuk ke dalam tumbuhan melalui akar. Xylem di tengah akar bersambung dengan xylem pada batang; dan berhubungan erat pula dengan floem. Sel diantara xylem dan floem membentuk cambium pembuluh yang membuat xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar.Terendah: pada aquadest pada suhu kamar.
- Mekanisme proses penyerapan dapat berlangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis, dan transfor aktif.
4. Mengangkut air dan garam-garam mineral dari dalam tanah melalui akar ke daun untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
5. Air masuk ke dalam tumbuhan melalui akar. Xylem di tengah akar bersambung dengan xylem pada batang; dan berhubungan erat pula dengan floem. Sel diantara xylem dan floem membentuk cambium pembuluh yang membuat xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, air dan zat terlarut yang diserap dari akar diangkut menuju daun.
batang
tulang daun

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

NAMA : SISKA DIANA
NIM : 1209706031
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011


 Praktikum Ini Dilaksanakan Pada:
- Hari/Tanggal : Kamis, 23 Desember 2010
- Tempat : Laboratorium Biologi
- Waktu : 13.00-15.30 WIB

 PENDAHULUAN:
Transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan temperature yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air. (Dwidjoseputro, 1989).
Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hamper 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. (Heddy, 1990). Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar dari pada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehiangan air.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak factor, baik factor dalam maupun factor luar.
Factor dalam, antara lain:
- Besar kecilnya daun
- Tebal tipisnya daun
- Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun
- Banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun
- Banyak sedikitnya stomata
- Bentuk dan letak stomata (Salisbury & Ross, 1992)

Factor luar, antara lain:
- Kelembaban
- Suhu
- Cahaya
- Angin
- Kandungan Air Tanah

 TUJUAN:
Membuktikan bahwa penguapan air dari daun dipegaruhi oleh luas permukaan daun

 ALAT DAN BAHAN:

 CARA KERJA:
 HASIL PENGAMATAN:
 PEMBAHASAN:
 DAFTAR PUSTAKA:
- (http://bima.ipb.ac.id/materi/transpirasitumb./4/12/09)
- http://bima.ipb.ac.id/materi/transpirasitumb./4/12/09
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB
- Heddy, S. 1990. Biologi Pertaman . Jakarta: Rajawali Press.
- Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.


PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan:
1. Bagaimana pengaruh suhu dan kelembaban dalam proses transpirasi?
2. Bandingkan peristiwa gutasi dan transpirasi?
3. Sebutkan factor-factor yang mempengaruhi laju transpirasi!
4. Bagaimana transpirasi ditempat teduh dan tempat terang!
5. Sebutkan kegunaan Fotometer dan bagaimana cara kerjanya?
Jawab:
1. Suhu akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata sedangkan kelembaban yaitu bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan kensentrasi molekul uap air di udara
2. Gutasi peristiwa keluarnya air dari pori-pori daun dalam bentuk cair melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada tepi daun sedangkan transpirasi ialah proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata
3. Factor dalam, antara lain: Besar kecilnya daun, Tebal tipisnya daun, Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, Banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, Banyak sedikitnya stomata, Bentuk dan letak stomata.
Factor luar: Kelembaban, Suhu, Cahaya, Angin, Kandungan Air Tanah
4. Tempat teduh: laju transpirasinya lebih lambat
Tempat terang: laju transpirasinya lebih cepat
5. Fotometer bekerja sebagai pengukur laju transpirasi pada tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM POTENSIAL OSMOSIS PADA JARINGAN TUMBUHAN

NAMA: SISKA DIANA
NIM: 1209706031
JURUSAN: AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011



 LANDASAN TEORI:
Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membrane semipermeabel harus dapat ditempuh oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membrane. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis terjadi tanpa menghiraukan bagaimana fungsi membran, sepanjang pergerakan linarut lebih dibatasi dibandingkan dengan pergerakan air. Membran bisa berupa satu lapis bahan yang lebih melarutkan pelarut daripada partikel linarut, sehingga melewatkan lebih banyak molekul pelarut dari pada partikel linarut.

 TUJUAN:
Mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara plasmolisis.

 ALAT DAN BAHAN:
1. Tabung reaksi
2. Cutter
3. Mikroskop cahaya
4. Kaca objek dan kaca penutup masing-masing
5. Larutan sukrosa 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; 0,14 M masing-masing 5 ml
6. Sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor sebanyak 15 buah masing-masing mengandung ± 25 sel

 CARA KERJA:
1. Sediakan 5 buah tabung reaksi masing-masing botol diisi dengan larutan sukrosa 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; 0,14 M.
2. Buat sayatan permukaan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor sebanyak 15 sayatan masing-masing mengandung ± 25 sel
3. Masukkan sayatan-sayatan epidermis tadi kedalam botol vial berisi larutan sukrosa, tabung reaksi menerima 3 buah sayatan
4. Biarkan selama 30 menit, kemudian periksa seluruh sayatan dengan meletakkan sayatan pada kaca objek
5. Hitung berapa potensial otmosis dari larutan sukrosa yang menunjukkan “incipient pasmolysis”

 HASIL PENGAMATAN:
Table Pengamatan Pada Daun Rhoeo discolor:
Konsentrasi 0,22 M 0,20 M
Kelompok JAS P TP JAS P TP
1 20 6 14 25 1 4
2
3
4
5 - 3 6 - 6 7
6

0,18 M 0,16 M 0,14 M
JAS T TP JAS P TP JAS P TP
1 28 15 13 28 16 12 30 17 13
2
3
4
5 - - 30 - 25 5 - 2 37
6

KETERANGAN: JAS : Jumlah Awal Stomata
P : Plasmolisis
TP : Tidak Plasmolisis
- : Tidak terdapat JAS, P, atau TP

 PEMBAHASAN:
Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membrane semipermeabel harus dapat ditempuh oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membrane. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekann pada bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membrane permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Dari data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dalam sel terjadi osmosis yang mana dipengaruhi oleh konsentrasi zat.

 DAFTAR PUSTAKA:
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB

- Dwidjosepoetro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.Gramedia

- http://id.wikipedia.org/wiki/osmosis/13/11/09






PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
1. Sebutkan definisi plasmolisis?
2. Jelaskan mengapa potensial osmosis pada keadaan “incipient plasmolysis” memiliki nilai yang hampir sama atau kira-kira sama dengan potensial osmosis sel pada keadaan normal?
3. Pada keadaan “incipient plasmolysis”, nilai potensial osmosis yang sebenarnya akan lebih kecil atau lebih besar dari keadaan normal? Jelaskan alasan anda!
4. Apakah sel-sel jaringan dari tumbuhan yang berbeda akan memiliki potensial osmosis yang berbeda pula? Jelaskan!
5. Bila sel mengalami plasmolisis, apakah sel tersebut akan kembali normal bila diberi larutan yang sesuai dengan larutan sel? jelaskan!
Jawab:
1. Proses penyerapan zat terlarut oleh jaringan ke dalam sel, sehingga volume cairan sel bertambah sedangkan volume larutan berkurang.
2. Karena selain pada prinsipnya sama yaitu penyerapan larutan ke dalam sel, hal ini terjadi juga karena konsentrasi cairan sel yang lebih pekat.
3. Akan lebih besar karena konsentrasi cairan sel yang semakin pekat.
4. Ya, karena setiap sel-sel jaringan tumbuhan memiliki kemampuan osmosis tersendiri.
5. Tidak, sel yang sudah kosong cairan selnya tidak akan kembali normal, tetapi tumbuhan itu akan membentuk sel baru kembali dengan zat pembangun yang terdapat pada tumbuhan.

LAPORAN PRAKTIKUM PERISTIWA IMBIBISI PADA BIJI

LAPORAN SISKA DIANA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Praktikum Ini Dilaksanakan Pada:
- Hari/Tanggal: Kamis, 23 Desember 2010
- Tempat : Laboratorium Biologi
- Waktu : 13.00-16.00 WIB

 LANDASAN TEORI:
Imbibisi merupakan salah satu proses difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Proses imbibisi tidak melibatkan membrane seperti pada peristiwa osmosis. Peristiwa imbibisi juga bisa dikatakan sebagai suatu proses penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu temperature dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temperatur tidak mempengaruhi kecapatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-duanya. Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air, air akan masuk ke ruang antarsel penyusun endosperm secara osmosis. Peristiwa tersebut termasuk peristiwa imbibisi.

 TUJUAN:
Memahami pengaruh temperatur dan potensial osmosis larutan yang diimbibisikan terhadap peristiwa imbibisi yang terjadi pada biji tumbuhan

 ALAT DAN BAHAN:
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Timbangan
4. Biji kacang hijau
5. Aquadest
6. Larutan sukrosa 0.5 M dan 1 M

 CARA KERJA:
1. Sediakan 12 tabung reaksi dan buatlah menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 3 buah tabung reaksi. Isilah kelompok tabung reaksi pertama dengan aquadest, kelompok kedua dengan larutan sukrosa 0,5 M dan kelompok tabung reaksi ketiga dengan larutan sukrosa 1 M
2. Dari setiap kelompok tabung reaksi, tempatkan satu tabung reaksi pada suhu kamar, satu tabung reaksi pada penangas air bersuhu 60o (1) dan satu tabung reaksi lagi pada penangas air bersuhu 60o (2).
3. Pilihlah 120 buah biji kacang hijau yang masih utuh (usahakan biji tersebut tidak terluka). Buatlah biji-biji tadi menjadi sembilan kelompok dan timbanglah setiap kelompok biji tersebut serta catat hasilnya.
4. Masukkan 12 kelompok biji tadi pada tabung-tabung reaksi yang telah disediakan, satu kelompok biji untuk satu tabung reaksi. Catat waktu setiap kali kelompok biji dimasukkan kedalam tabung reaksi.
5. Biarkan biji-biji tadi terendam selama 2-4 jam, kemudian timbang kembali seluruh kelompok biji dan catatlah hasilnya serta masukkan pada tabel.

 PENGAMATAN:
Tabel hasil pengamatan pada biji kacang hijau:
No Larutan Suhu (oC) Berat awal 1 Berat awal 2 Berat akhir Rata-rata berat akhir
1 Aquadest (40ml) Kamar
60o (1)
60o (2) 7.9
8
7,766 7,766 8,730
15,266
13,430 12,475
2 Sukrosa 0,5 M (40ml) Kamar
60o (1)
60o (2) 7,726
8,034
7,464 7,464 8,655
10,938
10,943 10,178
3 Sukrosa 1 M (40ml) Kamar
60o (1)
60o (2) 7,437
7,666
7,596 7,596 7,861
9,101
9,077 8,679

 PEMBAHASAN:

Pada percobaan ini, kacang hijau mengalami kenaikan berat. Disebabkan penyerapan air pada kacang hijau (di rendam). Kemampuan dinding dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel, absorbsi air oleh senyawa pembentuk protoplasma dan dinding sel, khususnya senyawa yang berukuran makromolekul seperti protein, polisakarida, dll. Molekul-malekul air trikat diantara molekul-molekul dinding sel / plasma sel sehingga plasma sel mengembang dan penyerapan air ini oleh imbibian. Senyawa higroskopik yang dimaksud adalah Kristal karbohidrat (amilum) dan protein kering yang terdapat di dalam biji. Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air masuk biji melewati membran sel, juga ditarik oleh oleh senyawa di dalam biji sifatnya higroskopik, yaitu amilum dan protein kering di dalam biji. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu temperature dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temperatur tidak mempengaruhi kecapatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-duanya. Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air, air akan masuk ke ruang antarsel penyusun endosperm secara osmosis. Peristiwa tersebut termasuk peristiwa imbibisi.
Pada pengamatan yang dilakukan, (larutan aquadest) didapatkan hasil penimbangan awal yaitu 7,827 gr. Setelah dilakukan perendaman selama 2 jam, hasil penimbangan bertambah menjadi 12,475 gr. Penambahan berat tersebut disebabkan karena masuknya air ke dalam biji pada saat perendaman.
Masuknya air ke dalam biji karena melewati membran sel, serta adanya gaya tarik senyawa di dalam biji yang bersifat higroskopik, yaitu Kristal karbohidrat (amilum) dan protein kering di dalam biji. Seperti halnya pada perendaman larutan aquadest, pada hasil pengamatan ini (sukrosa 0,5 M) didapatkan berat setelah perendaman selama 2 jam yaitu 10,178 gr. Berat biji ini mengalami penurunan. Begitupun pada sukrosa 1 M mengalami penurunan dibanding sebelumnya dikarenakan tidak adanya penambahan berat disebabkan karena sudah tidak ada lagi gaya tarik oleh senyawa higroskopik yang ada di dalam biji tersebut karena sudah penuh dengan air yang tadinya diserap. Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air masuk biji melewati membran sel, juga ditarik oleh oleh senyawa di dalam biji sifatnya higroskopik, yaitu amilum dan protein kering di dalam biji.

 DAFTAR PUSTAKA:
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB
- Dwidjosepoetro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.Gramedia
- file:///F:/%CE%94%20Smad-Lock%20%28Brankas%20Smadav%29%20%CE%94/Laporan%20Praktikum%20%E2%80%9CImbibisi%E2%80%9D%20%C2%AB%20Fheeyra%27s%20Blog.htm





PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
1. Sebutkan definisi imbibisi?
2. Berapa potensial osmosis dari masing-masing larutan yang digunakan?
3. Pada larutan mana dan suhu berapa kecepatan imbibisi tertinggi dan terendah? Jelaskan mengapa demikian!
4. Dapatkah Anda mengaplikasikan percobaan di atas pada kehidupan sehari-hari? Kira-kira kegiatan apa yang memerlukan pengetahuan ini?
Jawab:
1. Imbibisi adalah peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat lain yang berpori cukup besar dan menempatkan molekul air itu di dalam zat tersebut.
2. Pada larutan sukrosa 0,5 M potensial osmosisnya -14.3 sedangkan pada larutan sukrosa 1 M potensial osmosisnya -34,6.
3.
4. Iya, contohnya pada kacang tanah yang direndam, mengembang sampai batas tertentu dan setelahnya tidak mengembang lagi. Penyerapan oleh benih dan proses awal perkecambahan: benih akan menyerap air dan membesar, kulit benih menjadi pecah, perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dal benih. Kegiatan yang memenuhi imbibisi adalah dengan metode Chardakov dan metode Gravimetri.

Kamis, 31 Maret 2011

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN

LANDASAN TEORI:
Tumbuh dan berkembang merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk asal) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dengan cara kuantitatif, dengan cara auksanometer (pada batang). Perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan dan tingkat kedewasaan.

TUJUAN:

Mengukur hasil pertumbuhan pada tumbuhan

ALAT DAN BAHAN:
Auksanometer
Pot
Benang kasur
Pemberat/bandul
Tanah
Tanaman
Air

CARA KERJA:
Satu jenis tanaman yang akan digunakan dipelihara pada percobaan pot yang berisi tanah dan diberi label sistematik dari tanaman.
Ikatlah tali dari bagian pedati jarum auksanometer
Usahakan benang tertarik ke bandul, jauh dari gangguan getaran mekanik
Catat kondisi-kondisi awal pengukuran dengan melihat angka yang
ditunjuk oleh jarum dan catatlah perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil pertumbuhan tersebut satu kali setiap hari
Siram tanaman dengan air secukupnya pagi dan sore hari
Lakukan pengamatan selama dua minggu atau lebih
Catat suhu dan kelembabpan udara disekitar percobaan
Hitung hasil pertumbuhan tanaman tersebut dengan rumus

P = α/360 x 2πR

HASIL PENGAMATAN:
No Hari ke- Pertambahan Tinggi (cm) Auxanometer (cm)
1. 1 0 cm 0 cm
2. 2 10 cm 0,3 cm
3. 3 9,9 cm 0,3 cm
4. 4 - -
5. 5 9,9 cm 0,4 cm
6. 6 - -
7. 7 10 cm 0,6 cm
8. 8 9,0 cm 0,3 cm

PEMBAHASAN:
Auksonometer merupakan alat untuk mengukur kecepatan pertumbuhan tumbuhan. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volum yang irreversible (tidak dapat dibalik) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan.
Pada data diatas, seharusnya tinggi tanaman bertambah. Tetapi pada kenyataannya tanaman yang kami amati setiap harinya selama dua minggu, mengalami penurunan disebabkan karena layu pada tanaman. Factor lain yang dapat memengaruhi penurunan tinggi tanaman adalah cahaya yang kurang, suhu, kekurangan air, adanya gerakan dan mungkin juga sentuhan dari luar sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak normal sesuai kenyataan pada teori.
Pada data di atas pula hasil pengamatan tidak penuh selama dua minggu disebabkan tanamannya mati. Jadi pengamatan hanya dilakukan satu minggu. Salah satu faktornya yaitu kekurangan air atau tidak di siram.
Hasil pertumbuhan pada tanaman Caladium sp:
DAFTAR PUSTAKA:
(http://organisasi.org/faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-dan-pertumbuhan-tumbuhan-tanaman-teori-biologi)

(http://www.budakbiologi.co.cc/pertumbuhan-dan perkembangan.html/22/12/2009)

(http://www.budakbiologi.co.cc/pertumbuhan-dan perkembangan/22/12/2009)



PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
Jelaskan habitat, klasifikasi, morfologi, anatomi dari tanaman yang anda gunakan dalam percobaaan pertumbuhan dan perkembangan?
Bagaimana hasil pertambahan panjang tanaman dalam setiap pot berbeda (bandingkan dengan pot kelompok lain)!
Dapatkah saudara tentukan kecepatan bertambah panjangnya tanaman dalam tiap-tiap menit!
Apakah sama kecepatannya pada setiap tanaman (bandingkan dengan kelompok lain)!
Jawab:
Tanaman Caladium sp

Habitat tanaman Caladium sp:
Tanaman ini merupakan tanaman yang menawarkan aneka corak daun yang begitu menawan. Meskipun di Indonesia seringkali ada anggapan bahwa caladium sebagai tanaman pinggir sungai, sesungguhnya tanaman ini memiliki pesona tersendiri. Banyak kultivar dari negeri Thailand ataupun Amerika Serikat (Florida) yang akan membuat orang terkesima melihatnya.
Klasifikasi tanaman Caladium sp:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Caladium
Spesies : Caladium esculenta (L) Schott.
Morfologi dan anatomi tanaman Caladium sp:
Caladium mudah beradaptasi dengan lingkungan karena tempat tinggalnya tersebar di ketinggian 0 - 1.000 m dpl dan bersuhu ideal 21 - 31°C. Di bawah suhu 15,5 °C tanaman perlahan mati. Umbi akan menciut pada suhu 32°C. Selain itu, caladium membutuhkan kelembaban tinggi, 70 - 95% dan sirkulasi udara lancar. Meski berasal dari daerah tropis, tapi caladium mentolerir sinar matahari 50 - 70% di pagi dan siang hari. Bila kurang dari itu warna memudar. Namun, sinar matahari di atas 70% membuat daun mudah terbakar.
Hasil pertambahannya pada kelompok kami mengalami naik turun (tidak stabil) setiap harinya dibandingkan kelompok lain. Pada kelompok kami tanamannya mati, sehingga tidak dapat mengukur tanaman hingga waktu yang ditentukan (dalam 2 minggu).
Tidak, karena kelompok kami mengamatinya per hari bukan per menit.
Setiap tanaman memiliki kecepatan tumbuh yang berbeda.

Senin, 07 Maret 2011

fotosintesis laporan

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

Y Praktikum Ini Dilaksanakan Pada:

- Hari/Tanggal: Kamis, 23 Desember 2010

- Tempat : Laboratorium Biologi

- Waktu : 13.00-16.00 WIB

Y LANDASAN TEORI:

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Y TUJUAN:

Membuktikan bahwa didalam proses fotosintesis cahaya, klorofil dan CO2 sangat diperlukan.

Y ALAT DAN BAHAN:

1. Daun Caladium sp (talas hias) yang berbintik putih

2. Tanaman yang berdaun agak lebar

3. Alumunium foil

4. Kristal NaOH

5. LARUTAN Iodin atau Lugol

6. Lampu spirtus

7. Beaker glass

8. Kertas selofan

9. Kertas tissue

10. Alkohol 95%

11. Tabung reaksi

12. Bak plastik ukuran 25 x 40 cm

13. Klep dan kayu penyangga

14. Benang kasur

15. Air

16. Penangas air

17. Kain kassa

Y CARA KERJA:

Percobaan 1:

1. Ambillah daun Caladium sp yang berbintik putih. Usahakan daun tersebut telah terkena cahaya matahari.

2. Dengan segera masukkan daun tersebut kedalam air yang mendidih hingga layu.

3. Pindahkan daun tadi kedalam tabung reaksi yang telah berisi alkohol 95% dan panaskan tabung reaksi tersebut dalam air yang mendidih (jangan sekali-kali memanaskan tabung reaksi berisis alkohol diatas api secara langsung). Panaskan hingga daun tampak pucat.

4. Angkat daun jika tampak pucat, cuci lalu bentangkan di atas kertas tissue dan tetesi dengan larutan Iodin/Lugol.

5. Amati apa yang terjadi pada bintik putih yang ditetesi Lugol, bandingkan dengan bagian yang tidak berbintik.

Percobaan 2:

1. Pilihlah tanaman yang berdaun agak lebar. Usahakan daun dengan posisi pada tanaman terkena cahaya matahari (jangan di petik)

2. Tutuplah bagian tengah daun dengan alumunium foil dan biarkan daun tersebut selama beberapa jam.

3. Petiklah daun-daun yang ditutupi dengan alumunium fiol tadi langsung dimasukkan kedalam air yang mendidih hingga layu. Selanjutnya lakukan seperti langkah ketiga dan keempat pada percobaan 1.

4. Amati perubahan yang terjadi pada bagian daun yang ditutupi dengan alumunium foil dan bagian daun yang tidak ditutup. Apakah ada perbedaannya?

5. Ulangi percobaan dengan alumunium foil dengan kertas solofan merah, biru, hijau, dan kuning, lalu bandingkan hasilnya. Apakah ada perbedaan daun yang ditutup dengan kertas selofan merah, kuning, biru dan alumunium foil.

Y PENGAMATAN:

Percobaan 1:

No

Bintik putih + iodine

Tidak bintik putih+iodine

1.

Bintik putih lebih tampak

Warna daun menjadi hitam kecoklatan

Percobaan 2:

No

Daun tertutup + iodine

Daun terbuka + iodine

1.

Ditutup alumunium foil

Tidak dengan alumunium foil

Warna hitam pudar

Warna hitam

No

Daun tertutup + iodine

Daun terbuka + iodine

2.

Ditutup selofan merah

Tidak dengan selofan merah

Warna hitam

Warna hitam

No

Daun tertutup + iodine

Daun terbuka + iodine

3.

Selofan biru

Selofan kuning

Selofan hijau

Selofan biru

Selofan kuning

Selofan hijau

Warna hitam

Warna hitam

Warna hitam pudar

Warna hitam

Warna hitam

Warna hitam pudar

Y PEMBAHASAN:

Fotosintesis merupakan reaksi sintesis glukosa pada organisme autotrof dengan menggunakan sumber energi cahaya matahari. Jadi, fotosintesis dapat berlangsung jika ada cahaya, klorofil, CO2, dan H2O. Secara ringkas, reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:

6 CO2 + 12H2O→ C6H12O6 + 6O2 +6H2O

1. Cahaya Matahari

Sumber energi alami yang digunakan dalam fotosintesis adalah cahaya matahari. Cahaya matahari memiliki bebagai spectrum warna yang memiliki panjang gelombang tertentu. Setiap spectrum warna memiliki pengaruh yang berbeda terhadap proses fotosintesis.

2. Pigmen Fotosintesis

Proses fotosintesis melibatkan pigmen fotosintesis. Tanpa pigmen fotosintesis, tumbuhan tidak mampu melaksanakan fotosintesis. Secara umum, fotosintesis terjadi didalam kloroplas. Pada tumbuh-tumbuhan, fotosisntesis dapat terjadi pada organ batang serta daun yang mengandung kloroplas dan terkena radiasi matahari.

Fotosintesis banyak terjadi pada jaringan perenkim palisade dan parenkim spon. Kedua jaringan tersebut termasuk mesofil daun atau daging daun. Pada epidermis tidak terjadi fotosintesis karena tidak mengandung kloroplas, kecuali pada mulut dan (stomata) yaitu pada sel penutup.

1. Reaksi Terang

Fotosintesis meliputi dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang merupakan tahapan reaksi fotosintesis yang membutuhkan cahaya dan berlangsung didalam grana. Reaksi terang menghasilkan senyawa ATP dan NADPH. Berlangsungnya reaksi terang berkaitan dengan fotosistem. Unit tersebut terdiri atas kloropil, kompleks antenna, dan akseptor electron.

2. Reaksi Gelap

Reaksi gelap merupakan reaksi yang terjadi tanpa membutuhkan cahaya. Setelah dihasilkan ATP dan NADPH2 dari reaksi terang, akan terjadi penghasilan CO2. Reaksi ini tidak bergantung pada keberadaan cahaya sehingga disebut reaksi gelap. Reaksi gelap terjadi didalam stroma. Ilmuan yang menemukan reaksi gelap adalah Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga reaksi gelap sering disebut juga siklus Calvin Benson.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas fotosintesis:

1. Faktor Hereditas

Faktor hereditas merupakan factor yang paling menentukan terhadap aktifitas fotosintesis. Pada beberapa jenis timbuhan, terdapat tumbuhan yang tidak mampu membentuk kloroplas (tumbuhan albino). Hal ini disebabkan adanya faktor genetic yang tidak mempunyai potensi untuk membentuk kloroplas.

2. Faktor lingkungan

3. Temperatur

Aktivitas fotosintesis tidak berlangsung pada suhu dibawah 5oCdan diatas 50oC, suhu optimum fotosintesis sekitar 28 - 30oC.

4. Intensitas Cahaya Matahari dan Lama Pencahayaan

Semakin tinggi itensitas cahaya matahari, aktivitas fotosintesis akan semakin tinggi.

5. Kandungan Air Didalam Tanah

Air merupakan media transportasi, pelarut mineral dalam tanah dan pengatur suhu tumbuhan. Kurangnya air akan menyebabkan kerusakan pada klorofil sehingga daun menjadi bewarna kuning.

6. Kandungan Mineral Dalam Tanah.

Mineral berupa Mg, Fe, N, dan Mn merupaka unsur yang berperan dalam proses pembentukan klorofil. Tumbuhan yang hidup pada lahan yang kekurangan Mg, Fe, N Mn dan H2O akan mengalami klorosis atau penghambatan pembentukan klorofil yang menyebabkan daun bewarna pucat. Rendahnya kandungan kloropol pada daun akan menghambat terjadinya fotosintesis.

7. Kandungan CO2 di Udara

Kandungan CO2 diudara sekitar 0,03% dan akan meningkat jumlahnya jika terjadi peningkatan pada pembakaran senyawa organik dan aktivitas respirasi bakteri, fungi, hewan, serta tumbuhan. Kandungan CO2 akan berkurang daun jika kecepatan angina tinggi dan suhu disekitar daun meningkat.

8. Kandungan O2

Rendahnya kandungan O2 diudara dan didalam tanah dapat menghambat respirasi dalam tubuh tumbuhan. Rendahnya respirasi akan menyebabkan penyediaan energi yang rendah pula.

9. Kemosintesis

Kemosintosis adalah sintesis suatu zat yang menggunakan sumber energi dan hasil reaksi kimia. Kemosintesis yang banyak dikenal adalah proses pembentukan senyawa nitrat dari senyawa ammonium yang disebut dengan istilah nitrifikasi. Nitrtifikasi dapat terjadi dalam tanah, air tawar, atau air laut.

Pada percobaan 1 dan 2 daun yang ditutup alumunium foil dan selofan terlihat tidak mengalami fotosintesis karena bagian yang tertutup tersebut tidak bereaksi positif dengan iodine/lugol.

Kertas alumunium foil adalah kertas yang dapat menghambat cahaya matahari sehingga bagian daun yang ditutup oleh kertas tersebut tidak dapat melakukan fotosintesis.

Kertas selofan merah adalah kertas yang menunjukan hasil positif saat diuji dengan lugol/iodine, sedangkan kertas biru dan kuning juga sama. Hijau negatif karena memantulkan cahaya dimana cahaya tersebut sangat dibutuhkan oleh daun.

Y DAFTAR PUSTAKA:

- file:///F:/laporan-praktikum-fistum.htm

- file:///F:/%CE%94%20Smad-Lock%20%28Brankas%20Smadav%29%20%CE%94/BIOLOGI%20UMUM.htm

- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan:

1. Apakah artinya jika bintik putih dan daun Caladium sp tidak memberi reaksi positif dengan iodin/lugol? Jelaskan!

2. Bagaimana halnya dengan daun yang ditutup alumunium foil dan daun yang diberi NaOH?

3. Berapakah panjang gelombang cahaya biru, hijau, merah, dan kuning dan cahaya mana yang berfungsi dalam fotosintesis? Bandingkan dengan hasil praktikum yang Anda lakukan!

4. Apakah fungsi lugol dan NaOH? Apakah fungsi alkohol 95 %? Jelaskan !

5. Apakah fotosintesis dapat berlangsung jika tidak ada cahaya matahari?

6. Dengan proses fotosintesis menjadikan tumbuhan hijau memegang peranan penting bagi makhluk hidup lainnya. Jelaskan pernyataan diatas!

Jawab:

1. Bintik putih pada Caladium sp tidak memberi reksi positif dengan iodin atau lugol. Artinya pada bintik putih tersebut tidak mengandung klorofil dimana lugol berfungsi yntuk mengetahui adanya kandungan alumunium. Pada daerah bintik putih tersebut tidak terjadi proses fotosintesis sehingga tidak bereaksi dengan lugol atau iodin.

2. Daun yang ditutup dengan alumunium foil dan daun yang diberi NaOH tidak mengalami fotosintesis karena bagian yang tertutup tersebut tidak bereaksi positif dengan iodine/lugol, sedangkan daun yang diberi NaOH juga tidak mengalami fotosintesis karena CO2 untuk fotosintesis telah diikat oleh NaOH.

3. Cahaya tampak terdiri atas cahaya merah (610-700 nm), hijau dan kuning (510-600 nm), biru (410-500 nm), violet (<>

4. Fungsi lugol: untuk uji amilum, larutan biuret, untuk uji protein.juga digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat atau tidak.

Fungsi NaOH: untuk untuk menaikan pH, menaikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam dan mengikat O2.

Fungsi alkohol 95%: untuk melarutkan klorofil.

5. Fotosintesis dapat terjadi pada malam hari tetapi hanya pada tumbuhan C3 (kedelai, kacang, kentang) dapat diseuaikan dengan penerangan buatan disesuaikan dengan kebutuhan tumbuhan.

6. Karena hasilnya banyak digunakan oleh manusia baik yang terlihat maupun yang tidak. Hasil-hasil fotosintesis dari tumbuhan hijau tersebut berupa O2, amilum, pati, dll. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Sehingga tumbuhan hijau sangat penting bagi setiap makhluk hidup, misalnya manusia dapat duduk atau berteduh pada pohon-pohon hijau yang rindang pada pagi hari.