Cari Blog Ini

Selasa, 21 Juni 2011

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

LAPORAN TRANSPORTASI PADA TUMBUHAN

 Praktikum Ini Dilaksanakan Pada:
- Hari/Tanggal : Kamis, 09 Desember 2010
- Tempat : Laboratorium Biologi
- Waktu : 13.00-15.30 WIB

 PENDAHULUAN:
Untuk menaikan air dari permukaan tanah ke pucuk pohon diperlukan tekanan di dasarnya sebesar 10,9 atm (1,11 MPa), ditambah dengan tambahan untuk melawan tahanan dalam jalur air, dan untuk memelihara aliran. Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan, tapi ini terjadi hanya jika tanah cukup lembab, dan bila kelembaban udara tinggi; artinya, ketika transpirasi sedang sangat rendah. Tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan (hidatoda) pada ujung atau tepi daun rerumputan.
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan oleh atau melalui seluruh bagian tubuh. Ada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem. Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air, dan unsure hara. Mekanisme proses penyerapan dapat berlangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis, dan transfor aktif.

 TUJUAN:
Membuktikan pengangkutan air dan mineral yang terlarut dalam air pada tumbuhan.

 ALAT DAN BAHAN:
1. Mikroskop cahaya
2. Gelas objek
3. Gelas penutup
4. Silet atau cutter
5. Batang pengaduk
6. Erlenmeyer
7. Zat pewarna
8. Tumbuhan pacar air (Impatien sp)

 CARA KERJA:
1. Sediakan larutan zat warna pada batang erlenmeyer
2. Potong batang Impatien sp meruncing bagian bawahnya
3. Masukkan kedalam larutan zat warna
4. Biarkan selama 2,5 jam, amati apa yang terjadi pada bagian batang, cabang, dan tulang daun tumbuhan tersebut
5. Sayatlah secara melintang bagian batang, cabang, dan tulang daun tersebut, amati dibawah mikroskop dan gambarkan

 HASIL PENGAMATAN:
Pengamatan Setelah Dibiarkan Selama 2,5 Jam
No Perubahan Yang Terjadi
Batang Cabang Tulang Daun
1. Dari luat terlihat adanya cairan zat warna pada batang dan air menyerap kedalam batang Dari luar terlihat adanya cairan zat warna pada cabang dan air bergerak ke arah cabang melalui simplas Dari luar tidak terlalu terlihat zat warna pada daun, tidak seperti pada batang dan cabang

Pengamatan Pada Mikroskop (Gambar)




Batang Cabang Tulang daun

 PEMBAHASAN:
Pengangkutan zat pada tumbuhan dibedakan menjadi:
1. Pengangkutan vaskuler (intravaskuler): pengangkutan melalui berkas pembuluh pengangkut.
2. Pengankutan ekstravaskuler: pengangkutan air dan garam mineral di luar berkas pembuluh pengangkut.Air dan zat terlarut yang diserap akar diangkut menuju daun dan akan dipergunakan sebagai bahan fotosintesis yang hasilnya zat gula/ amilum/ pati. Pengangkutan hasil fotosintesis berupa larutan melalui floem secara vaskuler ke seluruh bagian tubuh disebut translokasi. Floem tersusun oleh empat komponen, yaitu: buluh tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut-serabut.

Air masuk ke dalam tumbuhan melalui akar. Xylem di tengah akar bersambung dengan xylem pada batang; dan berhubungan erat pula dengan floem. Sel diantara xylem dan floem membentuk cambium pembuluh yang membuat xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar. (Frank & Cleon, 1995). Dibuktikan pada gambar (a) bahwa garis orange tersebut adalah bgian xylem yang menyerap air yang telah diberi pewarna berwarna orange.
 DAFTAR PUSTAKA:
- http://tedbio.multiply.com/journal/item/20/11/2009
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB
- H, Martin. 1983. Mekanisme Kohesi Air. Harvard Forest: Massachusetts.


















PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan simplas dan apoplas?
2. Factor-faktor apakah yang menyebabkan air dapat diangkut oleh tumbuhan!
3. Sebutkan beberapa prinsip penyerapan zat terlarut!
4. Jelaskan fungsi dari xylem!
5. Jelaskan mekanisme pengangkutan air dan garam mineral oleh akar sampai ke daun?
Jawaban:
1. Simplas dan apoplas adalah dua mekanisme pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh.
2. Adanya xylem, adanya tekanan akar, adanya proses imbibisi, difusi, osmosis, dan transpor aktif.
3. - Air masuk ke dalam tumbuhan melalui akar. Xylem di tengah akar bersambung dengan xylem pada batang; dan berhubungan erat pula dengan floem. Sel diantara xylem dan floem membentuk cambium pembuluh yang membuat xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar.Terendah: pada aquadest pada suhu kamar.
- Mekanisme proses penyerapan dapat berlangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis, dan transfor aktif.
4. Mengangkut air dan garam-garam mineral dari dalam tanah melalui akar ke daun untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
5. Air masuk ke dalam tumbuhan melalui akar. Xylem di tengah akar bersambung dengan xylem pada batang; dan berhubungan erat pula dengan floem. Sel diantara xylem dan floem membentuk cambium pembuluh yang membuat xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, air dan zat terlarut yang diserap dari akar diangkut menuju daun.
batang
tulang daun

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI PADA TUMBUHAN

NAMA : SISKA DIANA
NIM : 1209706031
JURUSAN : AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011


 Praktikum Ini Dilaksanakan Pada:
- Hari/Tanggal : Kamis, 23 Desember 2010
- Tempat : Laboratorium Biologi
- Waktu : 13.00-15.30 WIB

 PENDAHULUAN:
Transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan temperature yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air. (Dwidjoseputro, 1989).
Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hamper 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. (Heddy, 1990). Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar dari pada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian tumbuhan tersebut akan kehiangan air.
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak factor, baik factor dalam maupun factor luar.
Factor dalam, antara lain:
- Besar kecilnya daun
- Tebal tipisnya daun
- Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun
- Banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun
- Banyak sedikitnya stomata
- Bentuk dan letak stomata (Salisbury & Ross, 1992)

Factor luar, antara lain:
- Kelembaban
- Suhu
- Cahaya
- Angin
- Kandungan Air Tanah

 TUJUAN:
Membuktikan bahwa penguapan air dari daun dipegaruhi oleh luas permukaan daun

 ALAT DAN BAHAN:

 CARA KERJA:
 HASIL PENGAMATAN:
 PEMBAHASAN:
 DAFTAR PUSTAKA:
- (http://bima.ipb.ac.id/materi/transpirasitumb./4/12/09)
- http://bima.ipb.ac.id/materi/transpirasitumb./4/12/09
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB
- Heddy, S. 1990. Biologi Pertaman . Jakarta: Rajawali Press.
- Dwidjoseputro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.


PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan:
1. Bagaimana pengaruh suhu dan kelembaban dalam proses transpirasi?
2. Bandingkan peristiwa gutasi dan transpirasi?
3. Sebutkan factor-factor yang mempengaruhi laju transpirasi!
4. Bagaimana transpirasi ditempat teduh dan tempat terang!
5. Sebutkan kegunaan Fotometer dan bagaimana cara kerjanya?
Jawab:
1. Suhu akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata sedangkan kelembaban yaitu bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan kensentrasi molekul uap air di udara
2. Gutasi peristiwa keluarnya air dari pori-pori daun dalam bentuk cair melalui lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada tepi daun sedangkan transpirasi ialah proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata
3. Factor dalam, antara lain: Besar kecilnya daun, Tebal tipisnya daun, Berlapis lilin atau tidaknya permukaan daun, Banyak sedikitnya bulu pada permukaan daun, Banyak sedikitnya stomata, Bentuk dan letak stomata.
Factor luar: Kelembaban, Suhu, Cahaya, Angin, Kandungan Air Tanah
4. Tempat teduh: laju transpirasinya lebih lambat
Tempat terang: laju transpirasinya lebih cepat
5. Fotometer bekerja sebagai pengukur laju transpirasi pada tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM POTENSIAL OSMOSIS PADA JARINGAN TUMBUHAN

NAMA: SISKA DIANA
NIM: 1209706031
JURUSAN: AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011



 LANDASAN TEORI:
Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membrane semipermeabel harus dapat ditempuh oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membrane. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis terjadi tanpa menghiraukan bagaimana fungsi membran, sepanjang pergerakan linarut lebih dibatasi dibandingkan dengan pergerakan air. Membran bisa berupa satu lapis bahan yang lebih melarutkan pelarut daripada partikel linarut, sehingga melewatkan lebih banyak molekul pelarut dari pada partikel linarut.

 TUJUAN:
Mengukur potensial osmosis suatu jaringan tumbuhan dengan cara plasmolisis.

 ALAT DAN BAHAN:
1. Tabung reaksi
2. Cutter
3. Mikroskop cahaya
4. Kaca objek dan kaca penutup masing-masing
5. Larutan sukrosa 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; 0,14 M masing-masing 5 ml
6. Sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor sebanyak 15 buah masing-masing mengandung ± 25 sel

 CARA KERJA:
1. Sediakan 5 buah tabung reaksi masing-masing botol diisi dengan larutan sukrosa 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16 M; 0,14 M.
2. Buat sayatan permukaan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor sebanyak 15 sayatan masing-masing mengandung ± 25 sel
3. Masukkan sayatan-sayatan epidermis tadi kedalam botol vial berisi larutan sukrosa, tabung reaksi menerima 3 buah sayatan
4. Biarkan selama 30 menit, kemudian periksa seluruh sayatan dengan meletakkan sayatan pada kaca objek
5. Hitung berapa potensial otmosis dari larutan sukrosa yang menunjukkan “incipient pasmolysis”

 HASIL PENGAMATAN:
Table Pengamatan Pada Daun Rhoeo discolor:
Konsentrasi 0,22 M 0,20 M
Kelompok JAS P TP JAS P TP
1 20 6 14 25 1 4
2
3
4
5 - 3 6 - 6 7
6

0,18 M 0,16 M 0,14 M
JAS T TP JAS P TP JAS P TP
1 28 15 13 28 16 12 30 17 13
2
3
4
5 - - 30 - 25 5 - 2 37
6

KETERANGAN: JAS : Jumlah Awal Stomata
P : Plasmolisis
TP : Tidak Plasmolisis
- : Tidak terdapat JAS, P, atau TP

 PEMBAHASAN:
Osmosis adalah perpindahan air melalui membrane permeable selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membrane semipermeabel harus dapat ditempuh oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradient tekanan sepanjang membrane. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekann pada bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membrane permeable selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Dari data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dalam sel terjadi osmosis yang mana dipengaruhi oleh konsentrasi zat.

 DAFTAR PUSTAKA:
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB

- Dwidjosepoetro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.Gramedia

- http://id.wikipedia.org/wiki/osmosis/13/11/09






PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
1. Sebutkan definisi plasmolisis?
2. Jelaskan mengapa potensial osmosis pada keadaan “incipient plasmolysis” memiliki nilai yang hampir sama atau kira-kira sama dengan potensial osmosis sel pada keadaan normal?
3. Pada keadaan “incipient plasmolysis”, nilai potensial osmosis yang sebenarnya akan lebih kecil atau lebih besar dari keadaan normal? Jelaskan alasan anda!
4. Apakah sel-sel jaringan dari tumbuhan yang berbeda akan memiliki potensial osmosis yang berbeda pula? Jelaskan!
5. Bila sel mengalami plasmolisis, apakah sel tersebut akan kembali normal bila diberi larutan yang sesuai dengan larutan sel? jelaskan!
Jawab:
1. Proses penyerapan zat terlarut oleh jaringan ke dalam sel, sehingga volume cairan sel bertambah sedangkan volume larutan berkurang.
2. Karena selain pada prinsipnya sama yaitu penyerapan larutan ke dalam sel, hal ini terjadi juga karena konsentrasi cairan sel yang lebih pekat.
3. Akan lebih besar karena konsentrasi cairan sel yang semakin pekat.
4. Ya, karena setiap sel-sel jaringan tumbuhan memiliki kemampuan osmosis tersendiri.
5. Tidak, sel yang sudah kosong cairan selnya tidak akan kembali normal, tetapi tumbuhan itu akan membentuk sel baru kembali dengan zat pembangun yang terdapat pada tumbuhan.

LAPORAN PRAKTIKUM PERISTIWA IMBIBISI PADA BIJI

LAPORAN SISKA DIANA
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Praktikum Ini Dilaksanakan Pada:
- Hari/Tanggal: Kamis, 23 Desember 2010
- Tempat : Laboratorium Biologi
- Waktu : 13.00-16.00 WIB

 LANDASAN TEORI:
Imbibisi merupakan salah satu proses difusi yang terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada ruang interseluler dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Proses imbibisi tidak melibatkan membrane seperti pada peristiwa osmosis. Peristiwa imbibisi juga bisa dikatakan sebagai suatu proses penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu temperature dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temperatur tidak mempengaruhi kecapatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-duanya. Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air, air akan masuk ke ruang antarsel penyusun endosperm secara osmosis. Peristiwa tersebut termasuk peristiwa imbibisi.

 TUJUAN:
Memahami pengaruh temperatur dan potensial osmosis larutan yang diimbibisikan terhadap peristiwa imbibisi yang terjadi pada biji tumbuhan

 ALAT DAN BAHAN:
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Timbangan
4. Biji kacang hijau
5. Aquadest
6. Larutan sukrosa 0.5 M dan 1 M

 CARA KERJA:
1. Sediakan 12 tabung reaksi dan buatlah menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 3 buah tabung reaksi. Isilah kelompok tabung reaksi pertama dengan aquadest, kelompok kedua dengan larutan sukrosa 0,5 M dan kelompok tabung reaksi ketiga dengan larutan sukrosa 1 M
2. Dari setiap kelompok tabung reaksi, tempatkan satu tabung reaksi pada suhu kamar, satu tabung reaksi pada penangas air bersuhu 60o (1) dan satu tabung reaksi lagi pada penangas air bersuhu 60o (2).
3. Pilihlah 120 buah biji kacang hijau yang masih utuh (usahakan biji tersebut tidak terluka). Buatlah biji-biji tadi menjadi sembilan kelompok dan timbanglah setiap kelompok biji tersebut serta catat hasilnya.
4. Masukkan 12 kelompok biji tadi pada tabung-tabung reaksi yang telah disediakan, satu kelompok biji untuk satu tabung reaksi. Catat waktu setiap kali kelompok biji dimasukkan kedalam tabung reaksi.
5. Biarkan biji-biji tadi terendam selama 2-4 jam, kemudian timbang kembali seluruh kelompok biji dan catatlah hasilnya serta masukkan pada tabel.

 PENGAMATAN:
Tabel hasil pengamatan pada biji kacang hijau:
No Larutan Suhu (oC) Berat awal 1 Berat awal 2 Berat akhir Rata-rata berat akhir
1 Aquadest (40ml) Kamar
60o (1)
60o (2) 7.9
8
7,766 7,766 8,730
15,266
13,430 12,475
2 Sukrosa 0,5 M (40ml) Kamar
60o (1)
60o (2) 7,726
8,034
7,464 7,464 8,655
10,938
10,943 10,178
3 Sukrosa 1 M (40ml) Kamar
60o (1)
60o (2) 7,437
7,666
7,596 7,596 7,861
9,101
9,077 8,679

 PEMBAHASAN:

Pada percobaan ini, kacang hijau mengalami kenaikan berat. Disebabkan penyerapan air pada kacang hijau (di rendam). Kemampuan dinding dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel, absorbsi air oleh senyawa pembentuk protoplasma dan dinding sel, khususnya senyawa yang berukuran makromolekul seperti protein, polisakarida, dll. Molekul-malekul air trikat diantara molekul-molekul dinding sel / plasma sel sehingga plasma sel mengembang dan penyerapan air ini oleh imbibian. Senyawa higroskopik yang dimaksud adalah Kristal karbohidrat (amilum) dan protein kering yang terdapat di dalam biji. Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air masuk biji melewati membran sel, juga ditarik oleh oleh senyawa di dalam biji sifatnya higroskopik, yaitu amilum dan protein kering di dalam biji. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi adalah adanya gradient potensial air antara permukaan adsorban dengan senyawa yang diimbibisi dan adanya afinitas antara komponen adsorban dengan senyawa yang diimbibisi. Imbibisi dipengaruhi oleh dua factor, yaitu temperature dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi. Temperatur tidak mempengaruhi kecapatan imbibisi, sedangkan potensial osmosis dapat mempengaruhi kedua-duanya. Saat biji kacang hijau yang kering direndam dalam air, air akan masuk ke ruang antarsel penyusun endosperm secara osmosis. Peristiwa tersebut termasuk peristiwa imbibisi.
Pada pengamatan yang dilakukan, (larutan aquadest) didapatkan hasil penimbangan awal yaitu 7,827 gr. Setelah dilakukan perendaman selama 2 jam, hasil penimbangan bertambah menjadi 12,475 gr. Penambahan berat tersebut disebabkan karena masuknya air ke dalam biji pada saat perendaman.
Masuknya air ke dalam biji karena melewati membran sel, serta adanya gaya tarik senyawa di dalam biji yang bersifat higroskopik, yaitu Kristal karbohidrat (amilum) dan protein kering di dalam biji. Seperti halnya pada perendaman larutan aquadest, pada hasil pengamatan ini (sukrosa 0,5 M) didapatkan berat setelah perendaman selama 2 jam yaitu 10,178 gr. Berat biji ini mengalami penurunan. Begitupun pada sukrosa 1 M mengalami penurunan dibanding sebelumnya dikarenakan tidak adanya penambahan berat disebabkan karena sudah tidak ada lagi gaya tarik oleh senyawa higroskopik yang ada di dalam biji tersebut karena sudah penuh dengan air yang tadinya diserap. Penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air masuk biji melewati membran sel, juga ditarik oleh oleh senyawa di dalam biji sifatnya higroskopik, yaitu amilum dan protein kering di dalam biji.

 DAFTAR PUSTAKA:
- Salisbury F. B & Ross C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB
- Dwidjosepoetro. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.Gramedia
- file:///F:/%CE%94%20Smad-Lock%20%28Brankas%20Smadav%29%20%CE%94/Laporan%20Praktikum%20%E2%80%9CImbibisi%E2%80%9D%20%C2%AB%20Fheeyra%27s%20Blog.htm





PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan:
1. Sebutkan definisi imbibisi?
2. Berapa potensial osmosis dari masing-masing larutan yang digunakan?
3. Pada larutan mana dan suhu berapa kecepatan imbibisi tertinggi dan terendah? Jelaskan mengapa demikian!
4. Dapatkah Anda mengaplikasikan percobaan di atas pada kehidupan sehari-hari? Kira-kira kegiatan apa yang memerlukan pengetahuan ini?
Jawab:
1. Imbibisi adalah peristiwa migrasi molekul-molekul air ke suatu zat lain yang berpori cukup besar dan menempatkan molekul air itu di dalam zat tersebut.
2. Pada larutan sukrosa 0,5 M potensial osmosisnya -14.3 sedangkan pada larutan sukrosa 1 M potensial osmosisnya -34,6.
3.
4. Iya, contohnya pada kacang tanah yang direndam, mengembang sampai batas tertentu dan setelahnya tidak mengembang lagi. Penyerapan oleh benih dan proses awal perkecambahan: benih akan menyerap air dan membesar, kulit benih menjadi pecah, perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dal benih. Kegiatan yang memenuhi imbibisi adalah dengan metode Chardakov dan metode Gravimetri.